ULASANFAKTA.COM-JAKARTA, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri menerima kunjungan Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia H.E. Vincent Piket beserta wakilnya Stephane Mechati di Gedung Merah Putih, Kuningan Persada, Jakarta Pusat,13/06/2023.
Dalam pertemuan itu Firli menjelaskan Strategi pemberantasan Korupsi yang disebut Trisula Pemberantasan Korupsi, yaitu Pendidikan, Pencegahan dan Penindakan korupsi.
“Melalui program strategi pendidikan KPK berharap bahwa integritas penyelenggara negara akan meningkat dan seluruh anak bangsa akan terhindar dari praktik korupsi. Sementara titik berat strategi pencegahan adalah dengan melakukan identifikasi, penelaahan dan pengkajian untuk memitigasi titik-titik rawan terjadinya korupsi, papar Firli.
Menurut Firli, melalui strategi pencegahan, KPK melakukan perbaikan sistem, baik perbaikan tata kelola pemerintahan termasuk tata kelola sistem keuangan. Perbaikan sistem menjadi penting karena dari perbaikan itu akan terbangun transparansi, akuntabilitas dan menutup celah atau peluang terjadinya korupsi.
“Sementara strategi penindakan KPK lakukan secara profesional, tegas dan tetap menjunjung tinggi hak asasi manusia. Titik berat strategi terakhir ini adalah adalah mengembalikan kerugian keuangan negara sehingga keuangan negara dapat diselamatkan dan meningkatnya aset recovery.
Ketiga strategi ini dijalankan secara simultan dan berkelanjutan, sehingga pada akhirnya korupsi bisa diberantas dan memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat Indonesia,” ungkapnya.
Firli berharap, pertemuan tersebut menjadi kesempatan bagi Indonesia dan Uni Eropa untuk mempererat hubungan kerjasama khusus dalam upaya membebaskan Indonesia dan dunia dari praktik korupsi.
“Kami menyampaikan harapan yang begitu besar bahwa hubungan baik dan kepercayaan yang telah kita bangun antara KPK dan Uni Eropa akan berjalan semakin erat untuk mempercepat terwujudnya Indonesia yang bebas dari korupsi,” ucap Firli.
Sementara itu, Vincent Piket menyampaikan ada dua alasan penting untuk membahas masalah korupsi dengan KPK. Pertama, Uni Eropa merasa tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang pertumbuhan dan perkembangan di Indonesia yang saat ini sudah mulai berkembang secara kenegaraan. Kedua terkait hubungan bilateral atau hubungan kerjasama kedua belah pihak, dimana kedepan Uni Eropa ingin berkolaborasi lebih banyak diberbagai bidang terutama di bidang perdagangan, ekonomi, dan bidang lainnya.
“Indonesia memegang peranan penting diberbagi sektor seperti politik, keamanan, ekonomi, sosial dan juga keagamaan. Termasuk dalam kepemimpinan di bidang kebijakan baik dalam dan luar negeri berkaitan dengan good governance, maka kami sangat senang untuk mengetahui lebih lanjut perkembangan tersebut. Apalagi Indonesia juga telah menjadi negara dengan pendapatan tinggi dan berkelanjutan serta menjadi salah satu negara yang penting di dunia,” kata Piket.
Dalam hal hubungan bilateral atau hubungan kerjasama kedua belah pihak, Piket menyebut pihaknya memerlukan rekan yang kuat, yang memiliki sistem institusi yang baik, transparan serta bisa dipercaya sehingga terjalin hubungan yang baik.
Menanggapi harapan yang disampaikan Ketua KPK, Piket juga berharap dari pertemuan tersebut terdapat satu poin penting, yaitu poin kolaborasi dan Kerjasama yang akan dijalin bersama KPK dan Uni Eropa dimasa depan.
“Disini ada Stephane Mechati, Wakil Dubes dan juga seorang ahli hukum yang akan berkomitmen untuk terus bekerjasama dengan KPK, demi menindak praktik korupsi di Indonesia dan dunia. Kami berharap pertemuan hari ini dapat berlanjutkan dimasa depan melalui kolaborasi dan kerjasama melalui program-program yang nantinya dapat saling kita diskusikan dikemudian hari,” pungkasnya.
Turut hadir pada pertemuan itu Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron, Alexander Marwata dan Johanis Tanak, juga Plt. Deputi Bidang Informasi dan Data Eko Marjono, Direktur Pembinaan Jaringan Kerja Antar Komisi dan Instansi (PJKAKI) Kartika Handaruningrum dan Direktur Pendidikan dan Pelatihan Antikorupsi, Dian Novianthi serta jajaran lainnya.
Sumber : Humas Kpk