ULASANFAKTA.COM - MALANG,
Wasirin, warga desa Gadingkulon Dau Kabupaten Malang keluhkan ambrol nya tebing Jalan Jambu di Dusun Sempu. Menurut keterangannya hal itu sudah berlangsung sudah hampir 2 tahun.
"Ambrolnya tebing jalan sudah berlangsung cukup lama kurang lebih 2 tahun. Meski demikian masyarakat sudah mengetahui bahwa pihak Pemerintah Desa sudah berupaya mengajukan perbaikan. Namun seperti mas saksikan sendiri hingga saat ini kondisi tetap sama belum tersentuh sama sekali,"tuturnya, kepada jejaring media Ulasanfakta.com, Senin (6/5/2024).
Sepengetahuan Wasirin, kemaren sudah ada pengukuran dari petugas Dinas terkait sebagai langkah tindak lanjut. Sehingga diharapkannya segera ada realisasi dalam waktu dekat untuk perbaikan maupun perawatannya.
"Kemaren saya bersama masyarakat menyaksikan sendiri ada petugas yang sudah melakukan pengukuran.Ya orangnya muda - muda kayak mas ini. Semoga segera ditindak lanjuti untuk perawatan maupun perbaikan,"imbuhnya.
Mengapa perbaikan tebing jalan itu segera dilakukan, Wasirin menegaskan supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
"Jika tidak segera ada perbaikan dikhawatirkan longsor akan semakin meluas hingga sampai badan jalan. Padahal akses ini merupakan jalan strategis penghubung antara desa Sumbersekar dan Gadingkulon Kecamatan Dau,"ungkapnya.
Ditempat terpisah Kepala Desa Gading Kulon Wahyu Eddi Prihanto membantah longsornya tebing jalan berlangsung selama 2 tahun. Dia mengatakan bahwa peristiwa yang terjadi di tahun 2024 tepatnya akhir Januari.
"Saat tebing jalan mengalami longsor langsung kami sampaikan laporan ke UPT Singosari dan mendapat tanggapan serius. Apa yang kami laporkan dan ajukan langsung di follow up UPT Singosari ke Dinas PUPR Bina Marga,"terangnya.
Sebenarnya pembangunan tanda pembatas sudah dilakukan untuk bagian selatan. Sedangkan untuk sebelah utara belum terealisasi karena dulu terhalang bambu milik warga.
"Kalau sebelah selatan dari tebing yang longsor sudah dibangun mas. Saat akan pengerjaan di bagian utara ada tanah milik warga berupa barongan yang ditumbuhi bambu. Pasca bambu di babat habis oleh pemiliknya menyisahkan bekas akar yang membusuk yang mengakibatkan terjadinya longsor,"terang, Pria yang akrab disapa Pak Edi ini.
Kemudian dijelaskanya atas inisiatif warga dibuat tanda berupa gundukan tanah untuk pengguna jalan yang melintas.
"Sebagai antisipasi agar pengguna jalan yang melintas, warga mengambil inisiatif membuat tanda batas sendiri. Agar diketahui pengguna jalan bahwa ada longsor,"pungkasnya.**
Reporter : Kim
Baca berita lainnya di Google news