Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Indeks Berita

Warga Khawatirkan Kondisi Ambrolnya Tebing Jalan Jambu Desa Gadingkulon Dau

Senin, 06 Mei 2024 | 21.50.00 WIB | 0 Views Last Updated 2024-05-06T15:02:52Z
Caption: Jalan jambu dusun sempu, Kabupaten Malang, foto: Kim

ULASANFAKTA.COM - MALANG,
Wasirin, warga desa Gadingkulon Dau Kabupaten Malang keluhkan ambrol nya tebing Jalan Jambu di Dusun Sempu. Menurut keterangannya hal itu sudah berlangsung sudah hampir 2 tahun.

"Ambrolnya tebing jalan sudah berlangsung cukup lama kurang lebih 2 tahun. Meski demikian masyarakat sudah mengetahui bahwa pihak Pemerintah Desa sudah berupaya mengajukan perbaikan. Namun seperti mas saksikan sendiri hingga saat ini kondisi tetap sama belum tersentuh sama sekali,"tuturnya, kepada jejaring media Ulasanfakta.com, Senin (6/5/2024).

Sepengetahuan  Wasirin, kemaren  sudah ada pengukuran dari petugas Dinas terkait sebagai langkah tindak lanjut. Sehingga diharapkannya segera ada realisasi dalam waktu dekat untuk perbaikan maupun perawatannya.

"Kemaren saya bersama masyarakat menyaksikan sendiri ada petugas yang sudah melakukan pengukuran.Ya orangnya muda - muda kayak mas ini. Semoga segera ditindak lanjuti untuk perawatan maupun perbaikan,"imbuhnya.

Mengapa perbaikan tebing jalan itu segera dilakukan, Wasirin menegaskan supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

"Jika tidak segera ada perbaikan dikhawatirkan longsor akan semakin meluas hingga sampai badan jalan. Padahal akses ini merupakan jalan strategis penghubung antara desa Sumbersekar dan Gadingkulon Kecamatan Dau,"ungkapnya.
Ditempat  terpisah Kepala Desa Gading Kulon Wahyu Eddi Prihanto membantah longsornya  tebing jalan berlangsung selama 2 tahun. Dia mengatakan bahwa peristiwa yang terjadi di tahun 2024 tepatnya akhir Januari.

"Saat tebing jalan mengalami longsor langsung kami sampaikan laporan  ke UPT Singosari dan mendapat tanggapan serius. Apa yang kami laporkan dan ajukan langsung di follow up  UPT Singosari ke Dinas PUPR Bina Marga,"terangnya.

Sebenarnya pembangunan tanda pembatas sudah dilakukan untuk bagian  selatan. Sedangkan untuk sebelah utara belum terealisasi karena dulu terhalang bambu milik warga.

"Kalau sebelah selatan dari tebing yang longsor sudah dibangun mas. Saat akan pengerjaan di bagian utara ada tanah milik warga berupa barongan yang ditumbuhi bambu. Pasca bambu di babat habis oleh pemiliknya menyisahkan bekas akar yang membusuk yang mengakibatkan terjadinya longsor,"terang, Pria yang akrab disapa Pak Edi ini.

Kemudian dijelaskanya atas inisiatif warga dibuat tanda berupa gundukan tanah untuk pengguna jalan yang melintas.

"Sebagai antisipasi agar pengguna jalan yang melintas, warga mengambil inisiatif membuat tanda batas sendiri. Agar diketahui pengguna jalan bahwa ada longsor,"pungkasnya.**

Reporter : Kim

Baca berita lainnya di Google news
×
Berita Terbaru Update