ULASANFAKTA.COM, Kabupaten Malang -Pemerintah Desa (Pemdes) Mojosari, Kepanjen, Kabupaten Malang menggelar pagelaran wayang kulit dengan lakon "Wahyu Kalimosodo" bersama Ki Dalang Gading Panjalu Wijanarko Putro yang berasal dari Sragen Jawa Tengah.
Kegiatan yang berlangsung merupakan prosesi puncak bersih desa, dimana serangkaian acara sudah mulai sejak peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan ke-79 Republik Indonesia (RI), bulan Agustus lalu.
"Dalam rangka peringatan HUT Ke-79 RI, Pemdes Mojosari telah melaksanakan beragam giat mulai upacara bendera, karnaval, lomba-lomba, kesenian, keagamaan dan sebagainya. Sehingga tibalah prosesi puncaknya hari ini, diawali dengan pagi sampai siang tadi Khotmil Qur'an lalu malamnya pagelaran Wayang Kulit," tutur Kepala Desa Mojosari Kepanjen Abdul Ghofur
Lebih lanjut, ia menjelaskan tujuan dari acara yang rutin diselenggarakannya tiap tahun itu.
"Ini sebagai bentuk syukur atas limpahan karunia nikmat Allah SWT yang telah diberikan kepada kita semua. Selain itu bersih desa bertujuan mendoakan kepada seluruh para arwah pahlawan secara khusus warga Mojosari , kepala desa, perangkat desa yang mendahului sehingga bisa tercipta desa Mojosari seperti saat ini," imbuhnya.
Disamping itu, diharapkan membawa keberkahan bagi desanya, bisa kembali terselenggara berkelanjutan dan berkesinambungan.
"Semoga kedepan seluruh masyarakat desa semakin sejahtera dan makmur, terhindar dari segala bala dan musibah," harap Kades Abdul Ghofur.
Dikesempatan yang sama Plt. Bupati Malang Didik Gatot Subroto (GS) yang turut hadir menyaksikan pagelaran wayang kulit tersebut menyampaikan apresiasinya.
"Dalangnya masih muda, tentu saya mengapresiasi kepada mereka yang terus mencintai kebudayaan/nguri-nguri budaya Jawa yakni wayang kulit," ujar Didik sapaan akrabnya.
Ia menceritakan sejak awal keberadaan wayang kulit sudah dipergunakan untuk syiar agama, mengajarkan budi pekerti, budaya serta didalamnya membangun sebuah kebersamaan.
"Saya pribadi sangat menyukai kebudayaan terutama tembang Jawa. Apabila dilantunkan serasa merasuk di dalam jiwa. Setiap kata memiliki makna tersimpan di hati yang mendalam. Maka dari itu mari bersama kita uri-uri," pesan Didik yang juga menjabat Wabup Malang ini.
Kembali dijelaskan olehnya bahwa Ki dalang sebenarnya bisa menyampaikan pesan paling dalam terkait budi pekerti,sejarah, bahkan disini ada pesan kepada masyarakat andai kata harus memberi ktrikik saran terhadap pemerintahan mulai dari tingkat RT, RW sampai Kabupaten Malang.
" Kita semua bisa titipkan melalui Ki Dalang tujuannya melalui alur kebudayaan ini, masukan kritikan saran ditujukan kepada Pemerintahan. Dengan begitu bisa memberi perubahan untuk pembangunan di kabupaten malang lebih baik," pungkasnya.**
(Tim)
Baca berita lainnya di Google News